7.25.2012

Maafkan Ayah, Putriku Sayang.....






" Saat Anda sedang mengumpulkan banyak uang demi anak, sesungguhnya buah hati Anda berharap agar Anda selalu ada di sampingnya.."









Kisah ini terjadi pada salah satu keluarga yang terdiri dari bapak Harun, istri dan anak perempuannya yang bernama Alya. Bapak Harun adalah pengusaha mebel kayu jati yang sangat terkenal, seringkali pesanan mebel datang dari berbagai negara di Asia, Eropa dan Amerika. Dengan usaha yang sangat berkembang, Pak Harun jarang berada di rumah, dia hanya pulang di akhir pekan atau tidak pulang sama sekali.

Istri pak Harun sangat mengerti bahwa usaha suaminya sedang berkembang pesat, sehingga dia tidak banyak mengeluh jika suaminya tidak pulang berhari-hari. Pak Harun adalah suami yang jujur dan pekerja keras, dia tidak pulang karena memang bekerja, bukan karena terpikat wanita lain. Bagi pak Harun, dia harus mengumpulkan uang yang sangat banyak demi keluarganya, terutama masa depan Alya.

Alya adalah anak yang periang, dia duduk di kelas 4 SD dan sering menanyakan pada ibunya mengapa sang ayah jarang sekali ada di rumah. Sang ibu menjelaskan bahwa ayahnya bekerja agar masa depan mereka lebih baik dan tidak kekurangan materi.

Sebagai anak berbakat, Alya tak hanya berprestasi di sekolah, tetapi juga berbakat memainkan alat musik. Gadis kecil itu mengikuti kursus biola sejak usia 5 tahun dan mendapat kesempatan untuk tampil di sebuah acara pagelaran musik bergengsi. Alya tentu saja senang dan selalu menghabiskan waktu untuk banyak berlatih biola agar dapat tampil maksimal di acara tersebut.

Seperti anak-anak seusianya, Alya sangat berharap agar ayah dan ibunya datang melihat pertunjukannya. Tetapi harapan tinggal harapan, pak Harun harus terbang ke Tokyo pada hari yang sama dengan hari pertunjukan Alya. Sebagai seorang anak, Alya tidak menyerah dengan keinginannya, diapun menyelipkan sebuah kertas di balik jas ayahnya dengan tulisan:

***
Ayah, datanglah ke pertunjukanku..
Aku akan senang sekali jika ayah datang,
Pertunjukan ini adalah hadiah untuk ulang tahun ayah.
Alya sayang ayah :)
***
Pak Harun membaca surat itu pada pagi hari sebelum berangkat ke Tokyo, dia baru sadar bahwa pada hari itu, dia sedang berulang tahun. Tetapi baginya, bisnis tetap bisnis, pak Harun melakukan semua ini demi Alya. Pria tersebut memutuskan untuk tetap terbang ke Tokyo dan berjanji akan membelikan boneka beruang yang besar sebagai permintaan maaf karena dirinya tidak bisa datang ke pertunjukan putrinya.

Beberapa jam kemudian, pak Harun mendapat telepon dari istrinya yang memberi kabar bahwa putri mereka dibawa ke bagian gawat darurat sebuah rumah sakit. Alya terjatuh dari tangga karena menangis ketika pertunjukan telah selesai. Benturan di kepala membuat gadis kecil itu mengalami pendarahan.

Alya mengalami koma selama sepuluh hari,Di rumah sakit, ibu Harun tidak berhenti menangis karena Alya masih mendapat perawatan di ruang gawat darurat. Setelah tangisnya mereda, ibu Harun bercerita pada suaminya bahwa Alya tampil sangat baik di pertunjukan tersebut. Tetapi setelah tampil, menurut teman-teman Alya yang juga berada di belakang panggung, mereka melihat Alya menangis. Gadis terus menangis dan ingin mencuci wajahnya, tetapi saat menuruni tangga, dia tergelincir dan jatuh dengan kepala menghantam lantai.

"Waktu turun tangga, Alya masih menangis. Dia bilang, dia sedih karena ayahnya tidak datang ke pertunjukan ini. Padahal Alya bilang, penampilannya hari ini spesial untuk ulang tahun ayahnya," demikian penuturan salah satu sahabat Alya kepada ibu Harun sesaat setelah kejadian.

Mendengar cerita itu, pak Harun langsung menangis sejadi-jadinya karena secara tak langsung, kejadian ini adalah kesalahannya. Ditambah lagi dengan fakta bahwa Alya mengalami koma selama beberapa hari. Pak Harun kehilangan selera makannya secara drastis, semua pertemuan dengan klien dan pesanan mebel dibatalkan, setiap hari, pria itu terus berada di rumah sakit untuk mengetahui perkembangan putrinya.
Setiap malam dihabiskan pak Harun dan istrinya dengan setumpuk doa. Tidur mereka tak tenang karena Alya tidak menunjukkan kemajuan setelah koma hampir seminggu. Tepat di hari ketujuh, pak Harun memanjatkan sebuah doa.

"Ya Allah, jika ini semua adalah peringatan yang pantas saya terima atas dosa dan kesalahanku karena terlalu mementingkan materi, hukumlah saya! Sembuhkan putri saya karena dia tidak seharusnya menderita akibat dosa-dosa saya," ujar pak Harus dengan linangan air mata di pipinya. "Tolong sembuhkan Alya ya Allah.. Agar saya bisa meminta maaf padanya dan memperbaiki diri sebagai seorang ayah.."

Doa orang tua memang menjadi doa yang utama, tak perlu menghitung jam saat seorang perawat memberi kabar bahwa Alya sudah bisa merespon sentuhan dan kemungkinan untuk bangun dari koma sangat besar. Perlahan, Alya menunjukkan kemajuan dan terbangun dari koma setelah sepuluh hari. Butuh waktu sebulan hingga gadis kecil itu pulih dan keluar dari rumah sakit.

Pak Harun meminta maaf atas ketidakhadirannya di pertunjukan putrinya, juga hari-hari yang terbuang karena beliau terlalu sibuk dengan bisnis mebelnya. Pria itu tak peduli selama sebulan kemarin, tempat yang paling sering dia kunjungi adalah rumah sakit, bukan kantornya. Pak Harun juga tidak mempermasalahkan puluhan pesanan yang dibatalkan.

Saat ini, harga yang sangat dijaga dan tidak boleh hilang adalah istri dan anak perempuannya. Sebisa mungkin pak Harun menyediakan waktu untuk bermain bersama Alya atau membantu putrinya mengerjakan PR.

"Alya masih sayang ayah kan?" tanya pak Harun pada suatu hari, saat mereka sedang mengecat pot bunga di halaman belakang.

Gadis kecil itu telah pulih sepenuhnya, dia menghampiri ayahnya dan mendaratkan sebuah ciuman di pipi pak Harun, "Tentu saja, Alya selalu sayang ayah!" ujarnya sambil tersenyum lebar.

Sejak kejadian itu, pak Harun dan istrinya tak pernah absen menghadiri pertunjukan musik Alya. Bahkan, disela kesibukannya, pak Harun sering mengantar dan menjemput sekolah putrinya, kegiatan yang selama ini selalu dilakukan supir keluarga mereka.

Demikianlah kisah yang bisa kita pelajari. Anak adalah titipan dan karunia dari Tuhan. Apa yang menjadi karunia Tuhan sudah seharusnya kita jaga.
***
Saat materi hilang, Anda masih bisa menggantinya dengan materi lain.
Tetapi saat Anda kehilangan buah hati, seluruh dunia tidak akan bisa menggantinya dengan materi sebanyak apapun.
Jagalah mereka..

by: vemale
Share Article on :

0 komentar:

Posting Komentar